Saatmandi pun saya observasi lagi, tapi ga berlanjut lendir kecoklatannya. Abis mandipun saya observasi lagi, belum keluar lagi. Bimbang dan ragu antara menghubungi bidan PMO di RS atau si obsgyn atau temen saya yang dokter umum. Ntar kalo ngubungin si bidan PMO/obsgyn pasti saya disuruh cepet2 ke RS, padahal maren jumat kan baru ke RS. Luka saya di bagian mata, dengkul, dan siku," ujar korban dikutip SuaraJakarta.id—grup Suara.com—dari @warung_jurnalis, Selasa (23/3/2021). Saat itu, korban melihat pelaku memboncengi seorang perempuan di belakang dan bocah di bagian depan. Akibat penjambretan itu, Tan kehilangan sejumlah barang. Diantaranya HP dan sejumlah uang. Baca Juga Akuadalah seorang "Computer Engineer" yang selalu dinas keliling Indonesia guna melayani customer perusahaan tempatku bekerja. Satu saat tepatnya bulan Juni 1994, aku ditugaskan ke kota Y. Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku langsung naik becak dan melintas jalan M yang cukup terkenal lalu meminta kepada tukang becak untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai cukup fasilitas. Namunketika ia akan kembali ke tempat semula dan akan mencoba memparkirkan, ternyata motor yang ia kendarai jatuh ke arah kanan. Ini langsung mati ya kalau standar ke bawah," ucap Anies. Ketika terjatuh itu Anies dikerumuni oleh petugas Dinas Perhubungan dan membantu Anies untuk bangkit dari motornya. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Jakarta - Nyeri lutut yang dirasakan saat naik dan turun tangga lazim dirasakan oleh lansia, terutama yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh penyakit radang sendi atau osteoarthritis yang umum dialami nyeri lutut saat naik atau turun tangga tidak hanya dirasakan lansia. Dr Freddie Fu, pakar bedah ortopedi dari University of Pittsburgh Schools of the Health Sciences mengatakan nyeri lutut saat naik tangga bisa terjadi bukan hanya karena penyakit radang sendi."Kekuatan otot quadricep dan paha yang lemah membuat seseorang bisa saja merasakan nyeri saat naik dan turun tangga. Selain itu, otot yang kaku karena tidak pernah olahraga juga bisa menjadi sebabnya," tutur Fu, dikutip dari NY Times. Baca juga Kenali, Ini Berbagai Penyebab Rusaknya Tulang Rawan di LututHal senada juga dikatakan oleh Dr Kevin J Bozic dari University of California, San Francisco. Secara umum, turun tangga akan lebih membebani lutut daripada naik tangga. Hal ini dikarenakan saat turun, beban yang diterima lutut berasal dari bagian atas menghindarinya, tentu saja harus melakukan latihan otot paha dan quadriceps agar beban tak seluruhnya diterima oleh lutut. Latihannya cukup mudah hanya dengan menaikkan kaki selama 10-15 menit per hari."Berbaring dan tekuk satu kaki. Luruskan kaki yang satu lagi dan angkat perlahan-lahan, lalu turunkan setelah beberapa detik. Ulangi gerakan serupa dengan kaki yang lain selama kurang lebih 10-15 menit per hari," lupa juga untuk selalu stretching saat terlalu lama duduk. Terlalu lama duduk menyebabkan otot kaku, yang akan menyebabkan lutut terasa nyeri saat naik dan turun tangga."Cara lainnya adalah dengan turun tangga mundur. Turun tangga mundur membagi beban lutut ke punggung sehingga rasa nyeri bisa berkurang. Namun hati-hati jangan sampai Anda terjatuh," juga Ini Sebabnya Osteoarthritis Bisa Picu Nyeri dan Kaku pada Lutut mrs/vit Terdapat 16 sinonim kata 'dengkul' di Tesaurus Bahasa Dengkul LututDustaBohongBongakBualPalsuTipuDongkolDebekDogolDungkulBidahKarutKidibKosongKibul Kesimpulan Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim kata dengkul adalah lutut, dusta, bohong, bongak, bual. Sinonim adalah kata yang memiliki persamaan makna dengan kata lain. Daftar sinonim dapat ditemukan di Tesaurus. Sakit lutut atau nyeri lutut dapat disebabkan oleh cedera pada lutut. Nyeri di lutut sering disertai dengan keluhan lutut terasa kaku, sulit diluruskan, atau lutut bengkak. Nyeri lutut biasanya terasa lebih hebat pada saat lutut digerakkan. Kondisi ini bisa membuat penderitanya kesulitan untuk berdiri, karena lutut menjadi tidak stabil dan tidak kuat menyangga badan. Penyebab Nyeri Lutut Salah satu penyebab lutut sakit adalah cedera pada lutut. Bila lutut mengalami cedera, beberapa jaringan yang menyusun lutut seperti tulang rawan atau tulang, dapat terganggu. Gangguan pada jaringan penyusun lutut akibat cedera bisa berupa Ligamen jaringan antartulang di sendi lutut terkilir Ligamen lutut robek, misalnya akibat cedera ligamen lutut anterior Bursitis Tulang rawan robek Dislokasi tulang tempurung lutut Patah tulang tempurung lutut, tulang paha, atau tulang kering Sindrom nyeri patellofemoral Perdarahan di dalam sendi lutut hemarthrosis Selain karena cedera, lutut sakit juga dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti Rheumatoid arthritis Penyakit asam urat gout Osteoarthritis Infeksi pada lutut Kanker yang menyebar ke sendi lutut Penyakit Osgood-Schlatter Mengingat fungsinya yang cukup berat dalam menopang berat tubuh, sendi lutut rentan mengalami kerusakan. Kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cedera atau penyakit pada lutut hingga menyebabkan nyeri lutut antara lain Berat badan berlebih atau obesitas Pernah mengalami cedera lutut Kebiasaan merokok Pekerjaan yang mengharuskan sering berlutut, mengangkat benda berat, atau melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti pekerja bangunan atau olahragawan Gejala Nyeri Lutut Nyeri lutut dapat muncul seketika saat terjadi cedera atau muncul secara bertahap dan memburuk seiring waktu. Tingkat keparahan nyeri juga bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala yang dapat menyertai nyeri lutut adalah Lutut terasa kaku Lutut tampak kemerahan, bengkak, dan terasa hangat Lutut terasa lemah, tidak stabil, serta sulit untuk diluruskan Lutut mengeluarkan suara gemeretak bunyi kretek-kretek’ Kapan harus ke dokter Segera konsultasikan ke dokter jika muncul gejala nyeri lutut dengan kondisi di bawah ini Nyeri lutut tidak kunjung membaik dalam 3 hari Tidak bisa berdiri dengan sempurna, karena lutut terasa tidak stabil Lutut terasa lemas ketika mencoba berdiri atau berjalan Lutut sulit untuk ditekuk dan diluruskan Nyeri lutut disertai demam Lutut tampak mengalami perubahan bentuk. Perlu diketahui, penderita obesitas lebih rentan mengalami nyeri lutut. Oleh sebab itu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai pola makan yang baik untuk menjaga berat badan ideal. Diagnosis Nyeri Lutut Dokter akan menanyakan gejala lutut sakit secara detail, meliputi kapan nyeri muncul, riwayat cedera, dan riwayat operasi atau prosedur medis di bagian lutut. Dokter juga akan mengukur seberapa parah nyeri yang dirasakan pasien menggunakan skala nyeri. Setelah itu, dokter akan memeriksa lutut yang sakit dengan cara Melihat kondisi lutut, untuk mencari adanya pembengkakan, kemerahan, atau lebam di sekitar lutut Meraba dan merasakan perubahan pada lutut, misalnya kulit sekitar lutut menjadi hangat atau kelainan pada bentuk sendi lutut Menggerakkan lutut, untuk melihat seberapa parah kesulitan gerak dan kaku pada lutut Selanjutnya, dokter akan melakukan pemindaian dengan Rontgen, USG, CT scan, atau MRI. Melalui pemindaian, dokter dapat melihat kondisi lutut pasien dan mengetahui penyebab nyeri lutut. Dokter juga juga akan melakukan tes darah jika nyeri lutut diduga disebabkan oleh suatu penyakit, seperti infeksi atau penyakit asam urat. Pengobatan Nyeri Lutut Pengobatan untuk nyeri lutut atau sakit dengkul tergantung pada penyebabnya. Setelah mengetahui penyebab sakit lutut yang diderita pasien, dokter baru bisa memberikan pengobatan yang sesuai, antara lain Obat-obatan Obat-obatan bertujuan untuk meredakan nyeri lutut dan mengatasi penyebabnya. Untuk meredakan nyeri, dokter dapat memberikan paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid. Fisioterapi Fisioterapi bertujuan untuk melatih dan menguatkan otot di sekitar lutut sehingga sendi lutut lebih stabil. Jika diperlukan, misalnya pada penderita osteoarthritis, dokter akan menyarankan penggunaan alat penyangga lutut knee support untuk meredakan nyeri lutut. Suntik sendi Penyuntikan obat ke sendi lutut dilakukan untuk meredakan nyeri. Zat yang disuntikkan dapat berupa kortikosteroid, asam hialuronat, atau platelet-rich plasma PRP. Namun, tanyakan terlebih dahulu mengenai manfaat dan risiko prosedur ini. Jika nyeri lutut tergolong parah dan metode pengobatan di atas tidak berhasil meredakan gejala, dokter dapat melakukan operasi, seperti arthroskopi atau operasi penggantian sendi lutut. Untuk mempercepat pemulihan lutut sakit sekaligus mencegah komplikasi, ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan di rumah, yaitu Mengompres lutut dengan es untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit pada lutut Meminimalkan gerakan pada lutut, misalnya dengan penggunaan knee support Memosisikan kaki lebih tinggi dari lutut, misalnya dengan meletakkan kaki di atas bantal, untuk mengurangi pembengkakan pada lutut Banyak beristirahat, untuk mengurangi tekanan pada lutut sehingga dapat pulih lebih cepat Komplikasi Nyeri Lutut Komplikasi yang muncul tergantung pada penyebab lutut sakit. Sebagai contoh, osteoarthritis dapat menimbulkan kerusakan sendi lutut dan perubahan bentuk tungkai. Sakit lutut juga dapat mengganggu pergerakan sehingga meningkatkan risiko jatuh dan cedera, membatasi kemampuan berjalan, dan menurunkan kualitas hidup. Pencegahan Nyeri Lutut Untuk menjaga kesehatan sendi lutut dan mencegah cedera lutut, dapat dilakukan langkah-langkah sederhana di bawah ini Melakukan pemanasan sebelum berolahraga serta peregangan setelah selesai berolahraga Menggunakan sepatu yang sesuai dengan bentuk kaki atau yang menyangga kaki dengan baik saat berolahraga Meningkatkan intensitas dan frekuensi olahraga secara bertahap, dari yang ringan ke yang berat Menyesuaikan jenis dan intensitas olahraga dengan kemampuan dan kondisi tubuh Menjaga berat badan ideal Oleh Dahlan Iskan IA pengusaha kaya. Punya pabrik kecap dan saus. Punya kebun durian. Vilanya di lereng gunung Penanggungan besar dan indah. Waktu saya ke vila itu lagi, bulan lalu, ada lift baru. Padahal vila itu hanya 2 lantai. Dulu tidak ada lift itu. Rupanya ia tidak tahan lagi lutut kirinya kesakitan –untuk naik tangga. Problem lutut kanannya sudah hilang. Sejak dioperasi di Singapura beberapa tahun sebelumnya. Pandemi membuat ia tidak bisa ke luar negeri. Kesakitan lutut yang satunya ia atasi dengan membangun lift. Masalahnya, lutut tidak hanya untuk naik tangga. Ia harus ke kebun. Ia harus ke pabrik. Akhirnya ia putuskan operasi ganti lutut di Surabaya saja. Berhasil. “Bahkan tidak sesakit waktu operasi di Singapura,” katanya. Saat saya kembali ke vilanya itu saya tidak tahu kalau ia baru ganti lutut. Jalannya biasa saja. Hanya karena saya mempertanyakan mengapa membangun lift ia bercerita semuanya. “Akhirnya lift ini dibangun untuk tidak dipakai,” guraunya. Dan karena operasinya di Surabaya maka harga lift itu menjadi jauh lebih mahal dari harga lutut barunya. Teman saya yang lain juga mengeluhkan lutut. Wanita. Umur 55 tahun. Pegiat kebugaran untuk dirinyi sendiri. Dia sudah membuat rencana untuk operasi lutut di Jerman. Dia juga sudah minta info kepada redaktur olahraga Harian Disway di mana bintang-bintang sepak bola Eropa itu operasi kaki. Penjajakan ke Jerman pun dilakukan secara online. Ke RS di Munchen. Biaya tidak ada masalah. Sebelum menjajaki Jerman dia sudah observasi kemungkinan operasi ganti lutut di Singapura. Persiapan juga sudah dilakukan. Tapi dia mantap yang di Jerman itu. Keputusan akhirnya dia operasi di Surabaya. Teman-teman Tionghoanya pun setengah menertawakannyi. Setengah lagi mencibirkan. Kok mempertaruhkan operasi begitu penting di dalam negeri. Di Surabaya pula. Memang banyak rumah sakit hebat di Surabaya. Tapi dia melakukan operasinya tidak di situ. Rumah sakit yang dia pilih ini mungkin hanya pernah didengar oleh kalangan tertentu di sebagian wilayah Surabaya Utara RS Al Irsyad. Lokasinya di daerah yang padat di Jalan KH Mas Mansyur Surabaya. “Awalnya waktu memasuki Jalan Mas Mansyur ini hati saya kecil. Kok begini padat. Tapi setelah lihat rumah sakitnya agak terhibur,” katanyi. Lalu dia kaget-senang setelah memasukinya. Bagus sekali. Tidak menyangka,” tambahnyi. Lebih kaget lagi dia lihat ada beberapa pasien Tionghoa di situ. “Saya pikir hanya akan saya sendiri yang pasien Tionghoa. Saya pikir semua pasiennya orang Arab,” katanyi. Daerah itu memang dikenal sebagai kampung Arab. Letak RS itu memang hanya sepelemparan batu dari Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel. Di Surabaya kampung Arab itu berada di sebelah Pecinan kawasan Kembang Jepun. Memang Al Irsyad punya gedung baru. Sembilan lantai. Letaknya di seberang RS Al Irsyad yang lama. Dari lantai atas gedung baru ini terlihat masjid Ampel. Terlihat juga keindahan jembatan Suramadu. Ada jembatan penghubung gedung lama dan gedung baru. Yang melintas di atas Jalan KH Mas Mansyur. Jembatan itu hampir selesai dibangun. Jembatan itu tidak hanya akan dipakai lalu lintas orang dan barang. Pun dokumen medis, obat, dan hasil lab dikirim lewat situ pakai teknologi pelontar. Di gedung baru itu ada empat ruang operasi, kamar-kamar VIP, fasilitas melahirkan dan operasi orthopedi. Desain gedungnya, ruangannya, finishing-nya, pilihan materialnya, dan warnanya mengesankan sangat modern. “Kami terinspirasi oleh RS modern di Turki dan RS baru di Jogja,” ujar dr Ahmad Bakarman, direktur RS Al Irsyad. Dengan gedung baru itu, kata Bakarman, Al Irsyad memilih dua unggulan layanan orthopedi dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya ahli orthopedi terkemuka Surabaya Prof Dr Dwikora ada di RS ini. Dwikora, 57 tahun, asli Universitas Airlangga. Pendidikan dokter, spesialis 1, spesialis 2, doktor, dan guru besarnya di Unair. Ia beberapa kali ke Jepang memperdalam keahliannya. Ia lahir di Jember. Sekolahnya di SD Katolik di kota itu. Lalu ke SMP dan SMA Negeri. Saat di SMA, Dwi masuk RS selama sebulan kena tifus. Saat itulah Ia terpikir untuk jadi dokter. Prof Dwikora tidak berhenti sebagai ilmuwan. Ia terus melakukan penelitian di bidangnya. Yang terakhir soal tulang rawan. Kerusakan tulang rawan begitu sulit diperbaiki. Itu karena di tulang rawan tidak ada saluran darah. Juga tidak memiliki syaraf. Tulang rawan yang aus, atau rusak, tidak bisa tumbuh lagi. Di luar negeri, katanya, sudah ada bahan untuk menambal tukang rawan. Tapi mahalnya ampun-ampun. Tidak akan terjangkau oleh pasien Indonesia. Itulah yang ingin ia atasi. Dengan bahan lokal yang aman bubuk tulang rawan sapi yang dipilih dan diproses secara khusus. Uji coba terhadap binatang sudah dilakukan. Sudah selesai. Sudah terbukti. Jurnal internasional sudah banyak ia publikasikan. Setahun terakhir ia mulai mencoba untuk manusia. Hanya pasien yang bersedia menjalaninya saja yang mendapat layanan seperti itu. Sudah sekitar 10 orang pasien yang mau mengikuti uji coba itu. Di Indonesia memang baru Prof Dwikora yang melakukannya. “Hasilnya sangat baik,” ujarnya. Tapi Prof Dwi belum berani memublikasikan di jurnal internasional. “Yang saya publikasikan baru tulisan yang bersifat case report. Belum jurnal,” katanya. Untuk penelitiannya itu, Prof Dwi bekerja sama dengan bank jaringan milik Unair. Yang sudah memproduksi jaringan apa saja. Dalam bentuk bubuk. Penelitian di bank jaringan Unair memang sudah sangat maju. Tepung tulang rawan sapi itu dicampur stem cell. Untuk disatukan dengan tulang rawan pasien yang harus diperbaiki. Menurut Prof Dwi, keahlian dokter Indonesia di bidang pinggul dan lutut sudah sejajar di negara maju. Tidak boleh diragukan lagi. Ganti tulang pinggul dan ganti lutut sudah sangat mahir. Ahlinya pun sudah banyak. Mereka punya perkumpulan ahli pinggul dan lutut IHKS Indonesian hip knee society. Anggotanya harus dokter orthopedi yang punya minat khusus pada kasus pinggul dan lutut. Di Surabaya ada 7 orang ­–dari 77 se-Indonesia. “Dokternya sudah lari. Tinggal perawatnya yang terus kita bina. Kita ikutkan pendidikan-pendidikan kami,” katanya. Dua kekurangan lainnya adalah kualitas manajemen rumah sakit dan kualitas ruang operasi. “Tidak semua ruang operasi bisa dipakai untuk operasi pinggul dan lutut,” katanya. Persyaratan itulah yang ia kenakan ketika RS Al Irsyad memintanya bergabung. Semua keinginan Prof Dwi harus dipenuhi. Dan itu berarti harus membangun gedung baru. Gedung lamanya sudah tidak bisa dikembangkan. Itulah gedung yang asalnya rumah tiga kapling milik AR Baswedan –kakek Gubernur Jakarta sekarang, Prof Anies Baswedan PhD. Rumah tersebut di tahun 1970-an disumbangkan ke Yayasan Al Irsyad asal digunakan untuk rumah sakit. Anies sempat ke RS lama itu saat ia menjabat menteri pendidikan. Pandemi ternyata menambah kepercayaan orang-orang kaya pada kemampuan dokter bangsa sendiri. * Oleh Dahlan Iskan IA pengusaha kaya. Punya pabrik kecap dan saus. Punya kebun durian. Vilanya di lereng gunung Penanggungan besar dan indah. Waktu saya ke vila itu lagi, bulan lalu, ada lift baru. Padahal vila itu hanya 2 lantai. Dulu tidak ada lift itu. Rupanya ia tidak tahan lagi lutut kirinya kesakitan –untuk naik tangga. Problem lutut kanannya sudah hilang. Sejak dioperasi di Singapura beberapa tahun sebelumnya. Pandemi membuat ia tidak bisa ke luar negeri. Kesakitan lutut yang satunya ia atasi dengan membangun lift. Masalahnya, lutut tidak hanya untuk naik tangga. Ia harus ke kebun. Ia harus ke pabrik. Akhirnya ia putuskan operasi ganti lutut di Surabaya saja. Berhasil. “Bahkan tidak sesakit waktu operasi di Singapura,” katanya. Saat saya kembali ke vilanya itu saya tidak tahu kalau ia baru ganti lutut. Jalannya biasa saja. Hanya karena saya mempertanyakan mengapa membangun lift ia bercerita semuanya. “Akhirnya lift ini dibangun untuk tidak dipakai,” guraunya. Dan karena operasinya di Surabaya maka harga lift itu menjadi jauh lebih mahal dari harga lutut barunya. Teman saya yang lain juga mengeluhkan lutut. Wanita. Umur 55 tahun. Pegiat kebugaran untuk dirinyi sendiri. Dia sudah membuat rencana untuk operasi lutut di Jerman. Dia juga sudah minta info kepada redaktur olahraga Harian Disway di mana bintang-bintang sepak bola Eropa itu operasi kaki. Penjajakan ke Jerman pun dilakukan secara online. Ke RS di Munchen. Biaya tidak ada masalah. Sebelum menjajaki Jerman dia sudah observasi kemungkinan operasi ganti lutut di Singapura. Persiapan juga sudah dilakukan. Tapi dia mantap yang di Jerman itu. Keputusan akhirnya dia operasi di Surabaya. Teman-teman Tionghoanya pun setengah menertawakannyi. Setengah lagi mencibirkan. Kok mempertaruhkan operasi begitu penting di dalam negeri. Di Surabaya pula. Memang banyak rumah sakit hebat di Surabaya. Tapi dia melakukan operasinya tidak di situ. Rumah sakit yang dia pilih ini mungkin hanya pernah didengar oleh kalangan tertentu di sebagian wilayah Surabaya Utara RS Al Irsyad. Lokasinya di daerah yang padat di Jalan KH Mas Mansyur Surabaya. “Awalnya waktu memasuki Jalan Mas Mansyur ini hati saya kecil. Kok begini padat. Tapi setelah lihat rumah sakitnya agak terhibur,” katanyi. Lalu dia kaget-senang setelah memasukinya. Bagus sekali. Tidak menyangka,” tambahnyi. Lebih kaget lagi dia lihat ada beberapa pasien Tionghoa di situ. “Saya pikir hanya akan saya sendiri yang pasien Tionghoa. Saya pikir semua pasiennya orang Arab,” katanyi. Daerah itu memang dikenal sebagai kampung Arab. Letak RS itu memang hanya sepelemparan batu dari Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel. Di Surabaya kampung Arab itu berada di sebelah Pecinan kawasan Kembang Jepun. Memang Al Irsyad punya gedung baru. Sembilan lantai. Letaknya di seberang RS Al Irsyad yang lama. Dari lantai atas gedung baru ini terlihat masjid Ampel. Terlihat juga keindahan jembatan Suramadu. Ada jembatan penghubung gedung lama dan gedung baru. Yang melintas di atas Jalan KH Mas Mansyur. Jembatan itu hampir selesai dibangun. Jembatan itu tidak hanya akan dipakai lalu lintas orang dan barang. Pun dokumen medis, obat, dan hasil lab dikirim lewat situ pakai teknologi pelontar. Di gedung baru itu ada empat ruang operasi, kamar-kamar VIP, fasilitas melahirkan dan operasi orthopedi. Desain gedungnya, ruangannya, finishing-nya, pilihan materialnya, dan warnanya mengesankan sangat modern. “Kami terinspirasi oleh RS modern di Turki dan RS baru di Jogja,” ujar dr Ahmad Bakarman, direktur RS Al Irsyad. Dengan gedung baru itu, kata Bakarman, Al Irsyad memilih dua unggulan layanan orthopedi dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya ahli orthopedi terkemuka Surabaya Prof Dr Dwikora ada di RS ini. Dwikora, 57 tahun, asli Universitas Airlangga. Pendidikan dokter, spesialis 1, spesialis 2, doktor, dan guru besarnya di Unair. Ia beberapa kali ke Jepang memperdalam keahliannya. Ia lahir di Jember. Sekolahnya di SD Katolik di kota itu. Lalu ke SMP dan SMA Negeri. Saat di SMA, Dwi masuk RS selama sebulan kena tifus. Saat itulah Ia terpikir untuk jadi dokter. Prof Dwikora tidak berhenti sebagai ilmuwan. Ia terus melakukan penelitian di bidangnya. Yang terakhir soal tulang rawan. Kerusakan tulang rawan begitu sulit diperbaiki. Itu karena di tulang rawan tidak ada saluran darah. Juga tidak memiliki syaraf. Tulang rawan yang aus, atau rusak, tidak bisa tumbuh lagi. Di luar negeri, katanya, sudah ada bahan untuk menambal tukang rawan. Tapi mahalnya ampun-ampun. Tidak akan terjangkau oleh pasien Indonesia. Itulah yang ingin ia atasi. Dengan bahan lokal yang aman bubuk tulang rawan sapi yang dipilih dan diproses secara khusus. Uji coba terhadap binatang sudah dilakukan. Sudah selesai. Sudah terbukti. Jurnal internasional sudah banyak ia publikasikan. Setahun terakhir ia mulai mencoba untuk manusia. Hanya pasien yang bersedia menjalaninya saja yang mendapat layanan seperti itu. Sudah sekitar 10 orang pasien yang mau mengikuti uji coba itu. Di Indonesia memang baru Prof Dwikora yang melakukannya. “Hasilnya sangat baik,” ujarnya. Tapi Prof Dwi belum berani memublikasikan di jurnal internasional. “Yang saya publikasikan baru tulisan yang bersifat case report. Belum jurnal,” katanya. Untuk penelitiannya itu, Prof Dwi bekerja sama dengan bank jaringan milik Unair. Yang sudah memproduksi jaringan apa saja. Dalam bentuk bubuk. Penelitian di bank jaringan Unair memang sudah sangat maju. Tepung tulang rawan sapi itu dicampur stem cell. Untuk disatukan dengan tulang rawan pasien yang harus diperbaiki. Menurut Prof Dwi, keahlian dokter Indonesia di bidang pinggul dan lutut sudah sejajar di negara maju. Tidak boleh diragukan lagi. Ganti tulang pinggul dan ganti lutut sudah sangat mahir. Ahlinya pun sudah banyak. Mereka punya perkumpulan ahli pinggul dan lutut IHKS Indonesian hip knee society. Anggotanya harus dokter orthopedi yang punya minat khusus pada kasus pinggul dan lutut. Di Surabaya ada 7 orang ­–dari 77 se-Indonesia. “Dokternya sudah lari. Tinggal perawatnya yang terus kita bina. Kita ikutkan pendidikan-pendidikan kami,” katanya. Dua kekurangan lainnya adalah kualitas manajemen rumah sakit dan kualitas ruang operasi. “Tidak semua ruang operasi bisa dipakai untuk operasi pinggul dan lutut,” katanya. Persyaratan itulah yang ia kenakan ketika RS Al Irsyad memintanya bergabung. Semua keinginan Prof Dwi harus dipenuhi. Dan itu berarti harus membangun gedung baru. Gedung lamanya sudah tidak bisa dikembangkan. Itulah gedung yang asalnya rumah tiga kapling milik AR Baswedan –kakek Gubernur Jakarta sekarang, Prof Anies Baswedan PhD. Rumah tersebut di tahun 1970-an disumbangkan ke Yayasan Al Irsyad asal digunakan untuk rumah sakit. Anies sempat ke RS lama itu saat ia menjabat menteri pendidikan. Pandemi ternyata menambah kepercayaan orang-orang kaya pada kemampuan dokter bangsa sendiri. *

dengkul ngilu saat naik tangga